Setelah makan siang aku dan Benni memutuskan memberi materi pada peserta, kami berdua mengevaluasi dan memberikan pengajaran tentang teknik peliputan berita yang baik dan benar. Hari pertama tidak ada tanda-tanda yang aneh. Hari kedua saat aku membagikan roti pada peserta untuk sarapan salah satu peserta yang bernama Yessi berkata "Mas ntar malem aku tidurnya dijadi satu aja deh antara cowok sama cewek soalnya agak ngeri mas di ruangan cewek". Saat itu aku hanya berpikir ah biasa aja mungkin cuma dia penakut saja.
Malam telah menjelang, matahari telah berganti dengan bulan, saat itu aku, Randy dan Benni memutuskan untuk hunting photo dan berangkatlah kami ke kebun dekat villa. Setelah puas hunting photo kami pun pulang ke villa. Saat perjalanan ke villa Benni berkata "Dan, kamu gak ngerasa apa-apa?". "Nggak Ben cuma agak merinding aja pas lewat kuburan tadi".
Tiba-tiba lampu jalan meledak tepat di atas kami. Duaaar kami kaget sekali dan ada seorang warga yang mendekati kami dan bertanya "Gak papa mas, mbak?". Randy menjawab "Gak papa kok pak, kami baik-baik saja". Kemudian bapak itu bertanya lagi "Lho kemana temannya cewek yang tadi ada di paling belakang, kok gak ada? Gak kena pecahan lampu kan?". Twuuuing kami bertiga pun bingung dan agak merinding karena dari tadi kami berangkat bertiga dan gak ngajak teman cewek dan yang ada di paling belakang adalah aku. Wajah kami langsung pucat karena takut dan kami cepat-cepat kembali ke villa dan langsung tidur tanpa menbahas masalah tadi.
Jam menunjukkan pukul 04.00 AM, saatnya renungan mulai. Mas Fauzi Ketua panitia memerintahkan peserta dan panitia untuk duduk melingkar dan mulai mematikan lampu. Pandangan saya hanya terpaku ke depan dan kemudian mulai menghitung jumlah peserta. Satu, dua, tiga dan upsss jumlah semua bertambah satu orang, rasa takut mulai menyelimutiku. "Mbak Dewi kok pesertanya nambah satu?". "Iya dek aku juga ngeliat kok, sapa tuh?". Saat aku berbicara dan memandangi peserta yang agak aneh, tiba-tiba terdengar suara kereta api dan terdengar suara lukisan jatuh gubraaakkk!!!. Lalu aku langsung menyalakan lampu tetapi tak ada satu pun lukisan terjatuh tetapi peserta yang aneh itu masih ada tetapi tak seorang pun mengenali peserta itu.
Wajah pucat, rambut acak-acakan dan memakai sweater merah. Dia tetap merunduk dan duduk diam di pojokan. Tiba-tiba dia mengangkat mukanya... Upppsss kami semua langsung lari ketakutan karena melihat wajah seramnya, dengan wajah agak ancur, bertaring dan mata merah menyala memandangi kami. Semua lari keluar vila dan entah kami tak tau arah tujuan kami sampai di pertigaan jalan.
Tiba-tiba ada pohon yang tumbang, dan yang membuat kami lebih takut lagi ada sesosok mahluk yang dibungkus kain putih dan diikat seperti permen ada di atas pohon dengan wajah yang tak jelas bentuknya menyeringai kepada kami. "Whaaa lariii ada pocong". Kami sudah tidak tahu siapa yang ada di depan atu belakang kami dan kemana arah tujuan kami. Tiba-tiba ada seorang warga yang menenangkan kami. Setelah menceritakan semua yang terjadi, bapak Djarum mengantar kami kembali ke villa. Untunglah ada pak Djarum yang datang membantu, kalau tidak jadi apa kami ini?.
Keesokan harinya pemilik vila menceritakan bahwa dulu juga ada mahasiswa yang meminjam villa ini meninggal tertimpa lemari, dan semenjak kejadian itu banyak sekali yang diganggu. Mungkin perempuan yang kami lihat kemarin adalah perempuan yang diceritakan pemilik vila.
0 komentar:
Posting Komentar