Nama aku Adi. aku adalah teman dekat dadang yang tinggal bertetangga di sebuah kostan. Sekarang dadang terbaring lemas di rumah sakit. Katanya rumah sakit itu bekas tanah Pemakaman yang sudah dipindahkan ke daerah lain. Kira-kira ada puluhan makam yang di pindahkan.
Konon.. kabarnya rumah sakit ini seringkali terjadi penampakan mahkluk halus yang menyeramkan dan suka menampakkan wujudnya pada malam hari terutama di lorong kamar mayat. Kata orang sih.. Tapi aku baru kali ini mendengar kabar burung itu.
Tengah malam harinya. Kebetulan saat itu bertepatan dengan malam jum'at kliwon. Dokter jaga memanggilku. Katanya dadang harus dikasih obat dan obatnya harus di ambil di apotek di pojok rumah sakit ini. Terpaksa deh aku harus keluyuran di rumah sakit yang sudah sepi ini. Suasana rumah sakit sungguh sangat mencekam. Aku harus bejalan kaki dari lorong ke lorong rumah sakit ini yang sedikit remang-remang.
Sesampainya di pojok rumah sakit ini, ternyata tak satu pun petugas apotek yang berjaga malam itu. Yang ada hanyalah seorang suster yang duduk di bangku depan apotek sambil menatap tajam ke arahku. Tanpa berpikir panjang, langsung saja ku hampiri apotek itu sambil clingak-clinguk mencari petugas apotek.
''Wah.. Bagaimana ini.. Petugas apoteknya tidak ada.. Sedangkan temanku dadang harus di kasih obat malam ini.'' ujarku dalam hati
Di saat kebingungan, kulihat lagi suster yang duduk di bangku depan apotek ini. Ternyata dia masih menatap tajam ke arahku dengan matanya yang melotot. Entah kenapa, bulu kudukku langsung merinding dan suasana menjadi semakin mencekam.
Ku buang pikiran itu jauh-jauh lalu ku hampiri suster itu untuk bertanya.
''sus.. Petugas apoteknya kemana sus...?'' tanyaku kepada suster itu.
Tapi suster itu langsung menundukkan kepalanya dan tidak menjawab pertanyaanku. Tentu saja aku jadi bingung melihatnya. Ku coba tanya lagi kepada suster itu.
''sus.. Petugas apoteknya kemana..? Tanyaku sekali lagi.
Tiba-tiba suster itu bertingkah aneh. Suster itu kembali melirik ke arahku dan menundukkan kembali kepalanya. Lalu suster itu beringsut-ingsut duduk kekanan dan kekiri seperti orang yang sedang gelisah. Terdengar juga olehku desahan nafas suster itu yang sudah berat. Tak lama kemudian,
Suster itu semakin gelisah dan duduknya pun semakin tidak tanang. Jelas saja aku ketakutan saat itu.
''Jangan-jangan inikah yang dinamakan suster ngesot itu..?'' pikirku panik ketakutan
Ku coba lagi bertanya.
''su..su..sus.. Kok ngak di jawab..? Pe..pe..petugas apoteknya ke..ke..kemana sus...?'' tanyaku terbata-bata dengan bulu kuduk yang semakin merinding hebat.
Lalu suster itu menoleh ke arahku lagi. Jelas sekali terlihat wajahnya yang pucat dan bola matanya yang melotot. Lalu suster itu berkata.
''maaf mas... Resleting celananya kebuka tuh..!! Aurat mas.. Aurat..!!!'' sahut suster itu sambil melototin celanaku dengan duduknya yang semakin gelisah.
''ALAMAK...!!! KERAJAANKU TERLIHAT...!!! malu deh aku.. Mana aku tidak pakai celana dalam pulak... Ternyata susternya nafsu liat aku.'' ujarku panik menanggung malu
0 komentar:
Posting Komentar