Di tengah masyarakat rumor hantu gentayangan biasanya beredar setelah kematian tidak wajar seseorang. Begitu juga rumor hantu beredar di sekitar perumahan almarhum Siti Aisyah Susan Sieh (45) alias Susan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pascapembunuhan wanita asal Taiwan itu. Bahkan, Kantor Polsek Jagakarsa ikut-ikutan terasa seram. Menurut cerita yang beredar, Susan menampakkan dirinya sesaat setelah dibunuh.
Kapolsek Jagakarsa, Komisaris U Tanang Y, mengatakan pihaknya banyak mendapatkan laporan dari warga sekitar rumah pasangan Hermanto-Susan yang dikontrakkan kepada sebuah perusahaan swasta.
Menurut dia, Susan menampakkan dirinya beberapa saat setelah dihabisi oleh tukang kebunnya atas suruhan sang suami. "Pada waktu lalu, dia menampakkan diri pada seorang penjual nasi goreng. Ada wanita berkerudung merah yang memesan nasi goreng. Tapi pas disamperin, enggak ada," ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (11/6).
Usut punya usut, kabarnya, sebelum meninggal Susan sempat menggunakan kerudung berwarna merah. Karena cerita-cerita itu, rumah besar yang terletak di ujung Jalan Merpati Mas I, Blok BIII, Tanjung Barat, itu terasa angker.
Selain itu, cerita angker juga datang dari dalam rumah. Menurut informasi yang diperoleh Tanang, rumah berwarna putih tersebut sering didatangi oleh Susan. Penghuni gudang tempat mayat ibu dua anak itu disembunyikan, mengaku sering diganggu oleh roh yang disinyalir sebagai wanita berambut panjang sepinggang tersebut. Susan juga, kabarnya, pernah terlihat keluar dari patung buatan anaknya. Namun, belum diketahui bentuk patung tersebut.
Tak hanya itu, menurut Tanang, ruang penyimpanan barang bukti menjadi angker setelah jam milik Susan diletakkan di sana. "Saat ditemukan, jam tangan masih melingkar di tangannya dan itu masih hidup. Padahal, dia dikubur sudah lebih dari satu tahun. Sekarang jadi suka bau mayat," ungkapnya.
Sementara itu, karyawan perusahaan yang menyewa rumah Susan, Ari Triadi, mengaku sejumlah karyawan tidak bisa tidur setelah polisi membongkar "kuburan" di halaman rumah itu. Mereka yang tinggal di rumah itu selalu mengeraskan volume televisi setiap malam menjelang.
"Kebetulan saya saat itu (saat penggalian) sedang libur. Mereka yang tidur di sini kan memiliki kewajiban untuk menjaga barang-barang di kantor. Mereka bertiga tidur di kamar, tempat Ibu Siti (Susan) 'dipak' (dibungkus plastik). Perasaan takut pasti ada, saat tidur mereka stel tv keras-keras. Kamarnya itu yang ada di depan, dekat dengan kuburannya," ujar Ari ketika ditemui di kantornya,
0 komentar:
Posting Komentar